Arnita Rodelina Turnip, Instagram JAKARTA – Memiliki kecerdasan dan prestasi lebih dari teman-teman sebaya, menjadikan, Arnita Rodelina Turn...
Arnita Rodelina Turnip, Instagram |
JAKARTA – Memiliki kecerdasan dan prestasi lebih dari teman-teman sebaya, menjadikan, Arnita Rodelina Turnip gadis 21 tahun bertekad untuk menggengam pendidikan tingginya melalui beasiswa dari Pemda Simalungun, Sumatera Utara. Segala syarat dan ketentuan dari pemberi beasiswa berusaha ia penuhi.
Namun sayang, malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih, ditengah-tengah menikmati pendidikan di salah satu perguruan tinggi bergengsi Institut Pertanian Bogor tiba-tiba terhenti akibat dihentikannya beasiswa. Keadaan keuangan orang tuanya sebagai buruh tani di Desa Bangun Raya, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun, tidaklah memungkinkan untuk membiayai cita-cita anaknya.
Saat Arnita berkompetisi dengan sesama pemburu beasiswa, ia berhasil mengungguli para kompetitor lainya. Beasiswa dari Pemda Simalungun dalam program Beasiswa Utusan Daerah (BUD) ia raih dengan gemilang. Pintu gerbang menuju Institut Pertanian Bogor terbuka lebar.
Semasa duduk di bangku Sekolah Mengengah Atas (SMA) di Simalungun, Arnita pernah merasakan suasana kompetisi Olimpiade Sains tingkat SMA dan keluar sebagai juara. Tahun 2015 Arnita kembali berkompetisi untuk memperoleh beasiswa BUD Simalungun. Saat ia dinyatakan sebagai siswa yang berhak memperoleh beasiswa, biaya yang dikucurkan Pemda Simalungun sebesar Rp 20 juta setiap semesternya. Jumlah tersebut dibagi menjadi dua komponen yaitu, Rp 11 juta untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan sisanya diperuntukan bagi biaya hidup.
Ketika beasiswa dihentikan, beban biaya kuliah selama 5 semester menjadi mimpi buruk bagi Arnita. Tunggakan biaya kuliah membengkak mencapai Rp 55 juta membebani Arnita, hal tersebut menyebabkan ia mengalami depresi, guna memenuhi biaya hidup di Kota Bogor.
Di tengah masalah yang menimpa dirinya, Arnita berusaha untuk berfikir keras, bagaimana agar tetap dapat meraih cita-cita yang ia impikan. Hingga akhirnya Arnita memperoleh informasi tentang sebuah universitas yang memberikan beasiswa di bilangan Jakarta. Bergegas ia datangi universitas tersebut, adalah Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) yang mengulurkan tangannya untuk memberikan kesempatan pada Arnita mengenyam pendidikan di perguruan tinggi beserta biaya hidupnya.
Kini Arnita Rodelina Turnip, tercatat sebagai mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHAMKA, dengan beasiswa yang ditanggung penuh oleh Muhammadiyah melalui program beasiswa Lazismu.
Zamah Sari, selaku Wakil Rektor IV UHAMKA, menyampaikan "Kami melihat Arnita adalah representasi dari wajah dan jati diri anak bangsa yang gigih, cerdas dan kreatif. Ia membutuhkan kawah candradimuka untuk terus berkembang menjadi seorang yang berkarakter, cerdas dan kompetitif," ujar Zamah Sari.
Fasilitas berupa beasiswa yang diberikan oleh UHAMKA bertujuan untuk membantu anak bangsa dalam mengenyam pendidikan tinggi. Guna mempertajam kualitas diri dan mengasah kemapuan yang telah perlihatkan yang bersangkutan, maka UHAMKA berinisiatif untuk mendorong Arnita agar terus berprestasi.
Apapun agamanya, apapun etnik dan sukunya, sudah selayaknya negara, dan kekuatan civil society seperti Muhammadiyah melalui UHAMKA, memberi ruang dan support bagi tumbuh-kembangnya SDM seperti Arnita.
Bagi UHAMKA, yang kemudian memberi kesempatan bagi Arnita untuk kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, ini adalah cara Muhammadiyah berdakwah di dunia pendidikan secara inklusif. Ini juga menjadi bagian dari cara Muhammadiyah untuk menghargai nilai-nilai kemanusiaan universal dimana setiap orang berhak atas pendidikan.
"Arnita, di mata orang banyak mungkin hanya seorang anak Simalungun, yang karena faktor tertentu tidak bisa melanjutkan kuliahnya di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Republik ini karena beasiswa tidak atau belum bisa dicairkan," ujar Zamahsari.
Zamah Sari mengingatkan founding father republik ini sudah menggariskan bahwa salah satu tujuan negara ini didirikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Itu artinya, setiap anak bangsa, tanpa melihat suku, etnik, bahasa dan agama yang dianut, harus diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berkarakter, berpengetahuan dan terampil. Inilah juga langkah strategis yang harus menjadi concern seluruh elemen bangsa, agar Indonesia terus bergerak ke depan menjadi negara yang berdaya saing yang tinggi di atas panggung dunia internasional.
Di negeri ini, Arnita tidak seorang diri. Ada banyak Arnita-Arnita lain dari berbagai pelosok daerah yang memiliki nasib hampir serupa, tak bisa mengenyam pendidikan tinggi karena keterbatasan finansial. Karena itu dibutuhkan kepedulian semua pihak untuk bersama-sama membantu dan menyemalatkan lebih banyak lagi pendidikan arnita-arnita lainnya.
Di tangan Arnita-Arnita inilah nasib masa depan Indonesia tertitipkan. Membantu dan mendukung Arnita artinya membantu dan mendukung Indonesia untuk siap memasuki bonus demografi, siap mengakselerasikan diri dalam persaingan Revolusi Industri 4.0, serta siap untuk menjadi salah satu negara Adidaya pada saat Indonesia emas tahun 2045 nanti. Pada tahun 2045, anak bangsa seusia Arnita inilah yg akan memimpin bangsa ini ke depan. Semoga keberadaan beasiswa UHAMKA dapat membantu generasi muda Indonesia lainnya.